Teknik
Delphi adalah metode yang banyak digunakan dan diterima untuk mengumpulkan data
dari responden dalam domain penelitian mereka. Teknik ini dirancang sebagai
proses komunikasi kelompok yang bertujuan untuk mencapai konvergensi pendapat
tentang isu isu nyata. Proses Delphi telah digunakan di berbagai bidang studi
seperti perencanaan program, penilaian assesment, penetuan kebijakan, dan
pemanfaatan sumber daya untuk mengembangkan berbagai alternatif, menjelajahi
atau mengekspos yang mendasari asumsi, serta berkorelasi penilaian pada suatu
topik yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Teknik Delphi cocok sebagai metode
untuk pembangunan konsensus dengan menggunakan serangkaian kuesioner dikirimkan
menggunakan beberapa iterasi untuk mengumpulkan data panel dari subyek yang
dipilih.
1.
Sejarah
Teknik Delphi,
dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer di Rand Corporation pada 1950-an, merupakan
metode yang digunakan secara luas dan diterima untuk mencapai konvergensi pendapat
tentang pengetahuan dunia nyata yang diminta dari para ahli dalam bidang topik
tertentu. Didasarkan pada alasan bahwa, “dua kepala lebih baik dari satu, atau
...... n kepala lebih baik dari satu”, teknik Delphi dirancang sebagai proses
komunikasi kelompok yang bertujuan melakukan pemeriksaan secara rinci dan
diskusi terhadap isu spesifik yang bertujuan penetapan tujuan, kebijakan
penyelidikan, atau memprediksi terjadinya peristiwa masa depan. Survey umum
mencoba untuk mengidentifikasi “what is,” sedangkan upaya teknik Delphi untuk
mengatasi “what could/should be”.
2.
Definisi
Teknik Delphi telah digambarkan sebagai sebuah
metode untuk penataan proses komunikasi kelompok agar dalam proses ini efektif
yang memungkinkan sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk menangani
masalah yang kompleks. Teknik Delphi adalah salah satu dari beberapa metode
peramalan/perkiraan.
3.
Tujuan
Tujuan dari
teknik Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan konsensus masa depan
dengan meminta pendapat para ahli, dan pada saat yang sama menghilangkan
masalah sering terjadi yaitu komunikasi tatap muka.
Sedangkan
menurut Delbecq, Van de Ven dan Gustafson, teknik Delphi dapat digunakan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk menentukan atau mengembangkan
berbagai alternatif program yang mungkin
2.
Untuk menjelajahi atau mengekspos asumsi
yang mendasari atau informasi yang mengarah ke penilaian yang berbeda
3.
Untuk mencari informasi yang dapat
menghasilkan konsensus sebagai bagian dari kelompok responden
4.
Untuk menghubungkan penilaian informasi
pada topik yang mencakup berbagai disiplin, dan
5.
Untuk mendidik kelompok responden
mengenai aspek beragam dan saling terkait dari topik.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam
teknik ini adalah (Dermawan,2004):
- Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak diselesaikan.
- Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi, para ahli, mulai dipilih.
- Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun luar organisasi, yang di anggap mengetahui dan menguasai dengan baik permasalahan yang dihadapi.
- Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner kepada pemimpin kelompok, para pembuat keputusan akhir.
- Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirimkan kembali hasil rangkuman kepada partisipasi teknik ini.
- Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan seluruh hasil rangkuman beserta masukan terakhir dalam periode waktu tertentu.
- Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan guna mencapai kesepakatan untuk menentukan satu alternatif solusi atau tindakan terbaik.
Sedangkan menurut Mansoer (1989:72) Ciri khas
langkah-langkah proses teknik Delphi adalah sebagai berikut:
- Masalah diidentifikasikan dan melalui seperangkat pertanyaan yang disusun cermat anggota kelompok diminta menyampaikan kesimpulan-kesimpulannya yang potensial.
- Kuesioner pertama diisi oleh anggota secara terpisah dan bebas tanpa mencantumkan nama.
- Hasil kuesioner pertama dihimpun, dicatat dan diperbanyak dipusat (sekretariat kelompok).
- Setiap anggota dikirimi tembusan hasil rekaman.
- Setelah meninjau hasil, para anggota ditanyai lagi tentang kesimpulan-kesimpulan mereka. Hasil yang baru biasanya menggugah para anggota untuk memberi kesimpulan baru, malah ada kalanya mereka mengubah sama sekali kesimpulan pertama mereka
- Langkah ke-4 dan ke-5 ini diulangi sesering ia diperlukan,sampai tercapai satu konsensus.
4.
Proses
Delphi
1.
Mengembangkan
Pertanyaan Delphi
Ini adalah kunci proses Delphi. Jika
responden tidak memahami pertanyaan awal
yang luas yang merupakan fokus dari teknik Delphi, mereka dapat menjawab
dengan tidak tepat atau menjadi frustasi dan kehilangan minat.
Untuk ilustrasi langkah
pertama ini, bayangkan pembuat keputusan sudah meminta studi Delphi untuk
mengevaluasi kegunaan dari Teknik Delphi di dalam perencanaan program. Dalam
ilustrasi ini, staff mungkin menemukan bahwa pembuat keputusan yang pertama
membicarakan tentang keinginan studi Delphi dalam rangka mengidentifikasi area
di mana Delphi dapat digunakan sebagai suatu bantuan perencanaan. Setelah
beberapa diskusi, bagaimanapun juga, mungkin menjadi jelas bahwa pembuat
keputusan telah memperoleh informasi dengan baik tentang subjek ini dan
perhatian yang riil, mereka mendapatkan suatu gambaran yang seimbang menyangkut
kelemahan dan kekuatan Delphi sebagai alat untuk menaksir kebutuhan masyarakat
dan menetapkan prioritas. Jadi, penting untuk berhati-hati didalam merumuskan
pertanyaan Delphi.
2.
Memilih dan menghubungi responden
Supaya terjadi
partisipasi yang efektif dari responden, maka responden: (1) harus merasa
secara pribadi terlibat dalam pengambilan keputusan; (2) mempunyai kesempatan
untuk berbagi informasi; (3) memiliki motivasi untuk terlibat dalam
menyelesaikan jadwal dan tugas Delphi; dan (4) merasa bahwa dalam pengumpulan
pendapat/pertimbangan dari responden meliputi informasi dimana mereka juga ikut
menilai dan mengakses informasi.
3.
Memilih ukuran contoh
Ukuran panel responden bisa berubah-ubah.
Dengan suatu kelompok orang yang homogen, 10-15 peserta mungkin cukup.
Bagaimanapun, kasus di mana berbagai kelompok referensi dilibatkan, beberapa
ratus orang mungkin mengambil bagian. Pengalaman menunjukkan bahwa apabila jumlah sampel
melebihi 30 orang, maka kelompok tidak akan efektif menghasilkan keputusan yang
diharapkan.
4.
Mengembangkan
Kuesioner 1 dan test
Kuesioner pertama dalam suatu Delphi
mengijinkan peserta untuk menulis jawaban tentang isu masalah besar. Keuntungan
langkah ini meliputi:
1)Waktu cukup untuk berpikir dan refleksi
2)Menghindarkan pemusatan yang tak perlu pada gagasan
tertentu
3)Menghindarkan kompetisi, tekanan status, dan
penyesuaian issu.
4)Keuntungan dari masalah utama yang masih ada/tersisa.
5)Menghindarkan untuk memilih antara gagasan secara
prematur (tetapi unik ke
Delphi)
6)Fleksibilitas dalam membiarkan peserta
untuk menjawab pada waktu yang sangat menyenangkan.
7)Tidak memerlukan waktu perjalanan.
8) Keadaan tanpa nama.
5. Analisa Kuesioner 1
Pada
langkah ini dalam studi Delphi, kuesioner telah dikirim dan dikembalikan oleh
responden. Analisa dari kuesioner seharusnya menghasilkan suatu ringkasan
daftar identifikasi “item” dan membuat komentar. Daftar seharusnya mencerminkan pendapat awal
responden mengenai variabel kunci, sekalipun cukup singkat untuk semua
responden dengan mudah meninjau ulang, mengkritik, mendukung, atau menentang.
6. Mengembangkan Kuesioner 2 dan test
Untuk mengembangkan kuesioner 2, maka
dibutuhkan penjelasan yang mudah dimengerti oleh responden. Kuesioner 2 disusun dari
pernyataan-pernyataan yag telah dikumpulkan pada kuesioner 1. Karena jawaban dari responden pada kuesioner
1 beraneka raman, maka perlu disusun kalimat yang lebih mudah dipahami yang
mewakili pernyataan-pernyataan responden pada kuesioner 1. Sebelum kuesioner 2
dikirim ke responden, maka perlu dilakukan uji (pree test) terhadap kuesioner 2
dengan menggunakan responden diluar responden yang sebenarnya.
7. Analisa Kuesioner 2
Analisa
dari kuesioner 2 sebaiknya: (I) menghitung jumlah suara untuk item; dan (2)
meringkas komentar tentang materi di dalam suatu format yang menimbulkan
pemikiran/perhatian dan mudah untuk memahami.
8. Mengembangkan Kuesioner 3 dan test
Tujuan
yang sebenarnya dari studi Delphi kita adalah untuk menghasilkan konsensus atas
issu-issu penting (Kuesioner 1).
Kuesioner 2 berisikan klarifikasi dari pernyataan-pernyataan responden
yang teridentifikasi pada kuesioner 1 dan mengetahui urutan (bobot) dari
masing-masing pernyataan. Pada kuesioner 3 yang diharapkan adalah meminta
peserta untuk meninjau ulang, menanggapi dan menyatakan pertimbangan individu
mereka menyangkut pentingnya masing-masing item.
9. Analisa kuesioner 3
Analisis
kuesioner 3 mengikuti prosedur yang sama seperti analisis kuesioner 2.
Penelitian fakta sebaiknya diambil untuk memastikan kejelasan dalam persiapan
dalam statemen hasil akhir ini sedemikian sehingga individu yang tidak mengambil
bagian di dalam studi Delphi memahami kategori ringkasan dan dapat
mengutarakan.
10. Menyiapkan laporan akhir
Peserta dan anggota kelompok kerja sudah
mempunyai banyak pekerjaan dalam studi Delphi. Kedua-duanya berhak mendapat
umpan balikk. Analisa kuesioner 3 dapat digunakan sebagai suatu sarana parsial
untuk umpan balik itu. Bagaimanapun, suatu laporan akhir sebaiknya meringkas
tujuan dan proses seperti halnya hasil itu. Laporan akhir bisa juga meminjamkan
hak kekuasaan ke tindakan yang diambil oleh pembuat keputusan. Itu adalah, jika Delphi digunakan dalam pengembangan dari
agenda konferensi, adalah penting untuk menulis suatu laporan ringkas untuk
menunjukkan bagaimana Delphi mempengaruhi konferensi itu sendiri. Jika Delphi
digunakan untuk membuat keputusan mengenai kebijakan, ini sebaiknya mungkin
untuk mengembalikan posisi kertas itu sewaktu dikembangkan atas dasar kuesioner
3. Dalam beberapa kasus, penting bahwa peserta diberi suatu ringkasan
menyangkut hasil dari kuesioner 3 dalam rangka mencapai hasil akhir dari proses
Delphi.
Kelebihan Metode Delphi
- Hasil berdasarkan dari para ahli.
- Anonimitas dan isolasi memungkinkan kebebasan yang maksimal dari aspek-aspek negative dari interaksi sosial.
- Opini yang diungkapkan para ahli luas, karena dari pendapat masing-masing ahli.
Kekurangan Metode Delphi
- Biaya yang besar untuk mengundang para ahli.
- Hasil berdasarkan anggapan-anggapan (asumsi).
- Tidak semua hasil berjalan sesuai prediksi.
- Memakan waktu yang lama
Metode ini mengumpulkan pendapat
dari para ahli yang paling berkualitas dan pada saat yang sama mengeliminasi
masalah (mendesak, rasa malu, pemikiran-kelompok) pada kelompok.
5.
Evaluasi
Terhadap Teknik Evaluasi Delphi
Teknik evaluasi Delphi merupakan
salah satu alat dari teknik evaluasi yang digunakan dalam teknik evaluasi
dengan pendekatan keputusan teoritis. Sedangkan teori keputusan teoritis adalah
pendekatan yang menggunakan metode-metode diskriptif untuk menghasilkan
informasi yang dapat dipertanggung-jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan
yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan. Perbedaan
pokok antara evaluasi teoritis keputusan di satu sisi, dan evaluasi semu dan
evaluasi formal di sisi lainnya, adalah bahwa evaluasi keputusan teoritis
berusaha untuk memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku
kebijakan baik yang tersembunyi atau dinyatakan. Ini berarti bahwa tujuan dan
target dari para pembuat kebijakan dan administrator merupakan salah satu
sumber nilai, karena semua pihak yang mempunyai andil dalam memformulasikan dan
mengimplementasikan kebijakan dilibatkan dalam merumuskan tujuan dan target di
mana kinerja nantinya akan di ukur.
Teori Delphi ini sangat baik untuk
memecahkan masalah yang bersifat general, dimana rencana kebijakan tersebut
berkaitan erat dengan ahli-ahli bidang tertentu. Karena dari setiap ahli pada
bidang tertentu akan dapat mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan
dari segi yang didalaminya. Selain itu, metode ini tidak memperhatikan nama
dari ahli untuk mencegah pengaruh besar satu anggota terhadap anggota yang
lainnya, dan Masing – masing responden memiliki waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan masing – masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang
diperlukan untuk mengisi kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan social
psikologi.
Namun, teori ini juga
mempunyai beberapa kekurangan yang juga harus diperhatikan yaitu waktu yang
akan dihabiskan dalam mengisi kuisioner akan cukup lama, karena metode ini
menggunakan pendapat para ahli yang berbeda-beda aspek maka dikhawatirkan akan
merepresentasikan opini yang tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan
cenderung berpikir hanya dari aspek yang terbaik baginya.
6.
Studi
Kasus
Pemilihan tipe
agroindustri yang memiliki prospek cerah jika dikembangkan. Dalam kasus ini,
terdapat empat pengambil keputusan yang terdiri dari manajer pengembang bisnis,
manajer marketing, pakar agroindustri dan pakar dalam business development. Dari proses brainstorming diperoleh 16 alternatif dan 3 kriteria. Keenam belas
alternatif hasil proses brainstorming,
yaitu :
1.
Industri produk susu
2.
Industri gula tebu
3.
Industri pengolahan ikan
4.
Industri pemrosesan buah
5.
Industri kelapa sawit
6.
Industri ternak hewan
7.
Industri perkebunan karet
8.
Industri biji mete
9.
Perkebunan teh
10. Industri
ikan tuna
11. Industri
minyak sayur
12. Industri
udang
13. Industri
tembakau
14. Industri
kopi
15. Industri
coklat
16. Industri
kayu
Kemudian masing – masing pengambil keputusan menilai secara
komprehensif keenam belas alternatif tersebut dengan metode penilaian dengan
skala 1 sampai dengan 6. Nilai preferensi yang diberikan masing – masing
pengambil keputusan terhadap alternatif dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Ronde Evaluasi = 1
|
|||||
Alternatif
|
PK 1
|
PK 2
|
PK 3
|
PK 4
|
Rata
|
1
|
6
|
5
|
4
|
6
|
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2
|
|
3
|
6
|
5
|
3
|
6
|
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
|
5
|
6
|
5
|
5
|
5
|
|
6
|
3
|
2
|
3
|
4
|
|
7
|
1
|
3
|
2
|
3
|
|
8
|
3
|
3
|
2
|
3
|
|
9
|
3
|
4
|
2
|
4
|
|
10
|
5
|
4
|
2
|
4
|
|
11
|
1
|
3
|
3
|
2
|
|
12
|
2
|
4
|
5
|
3
|
|
13
|
4
|
5
|
3
|
2
|
|
14
|
2
|
2
|
3
|
4
|
|
15
|
5
|
2
|
1
|
3
|
|
16
|
6
|
5
|
6
|
4
|
|
Tabel Hasil akhir metode
Delphi
Alternatif
|
Rataan
|
1
|
5
|
2
|
3
|
3
|
6
|
4
|
2
|
5
|
5
|
6
|
4
|
7
|
1
|
8
|
3
|
9
|
3
|
10
|
3
|
11
|
3
|
12
|
3
|
13
|
3
|
14
|
2
|
15
|
1
|
16
|
5
|
Dari hasil akhir tersebut, alternatif yang akan
ditindaklanjuti adalah alternatif yang memiliki nilai rataan minimal yang
tinggi (5), yaitu alternatif 1, 3, 5 dan 16 yang masing – masing berturut –
turut adalah :
1.
Industri produk susu
2.
Industri pengolahan ikan
3.
Industri kelapa sawit
4.
Industri kayu
No comments:
Post a Comment